Menjaga Eksistensi Sekolah Pangudi Luhur
Br. DR. Martinus T. Handoko, MSc., FIC

Pendahuluan

Permasalahan dalam dunia pendidikan tidak pernah berkurang, sejalan dengan perubahan masyarakat yang terus-menerus terjadi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tak pernah  berhenti. Terlebih pada era gobalisasi sekarang ini, di mana arus informasi begitu cepat dan bebas, perkembangan dan kemajuan yang terjadi di dunia belahan yang satu  akan cepat ditangkap di belahan lain. Dampak dari pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi dan cepatnya arus informasi menantang dunia pendidikan untuk terus menyikapinya.

Salah satu masalah hangat di dunia pendidikan akhir-akhir ini adalah persaingan yang makin ketat antar sekolah, termasuk di dalamnya persaingan antar sekolah negeri dan swasta.  Fenomena menunjukkan, banyak  Sekolah Dasar Negeri  (SDN) kekurangan murid dan harus digabung dengan SD Negeri yang lain, sementara untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama maupun Atas banyak sekolah swasta yang  kekurangan murid, bahkan ada juga yang harus ditutup karena tidak ada atau tidak cukup murid.  Kecuali itu ada juga kebijakan pemerintah yang rupanya lebih menguntungkan sekolah negeri daripada sekolah swasta, sehingga dampaknya langsung atau tidak langsung mengancam eksistensi sekolah  swasta, termasuk sekolah-sekolah Pangudi Luhur.

Tantangan lembaga pendidikan swasta

Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang bertanggung jawab, kita merasa perlu berpartisipasi aktif untuk ikut serta mencerdaskan bangsa  dengan cara memajukan pendidikan bagi siapa saja yang membutuhkan. Peran swasta dalam bidang pendidikan dijamin oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20/2003, yang menyebutkan bahwa “masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan eveluasi program pendidikan” (Pasal 8).

Kita tahu, sejak lama, bahkan sebelum Indonesia merdeka, peran masyarakat untuk memajukan pendidikan sudah sangat nyata.  Sejak awal kedatangannya pada tahun 1920 para Bruder FIC telah mencurahkan perhatian secara penuh dalam karya pendidikan. Bagi para Bruder FIC karya pendidikan harus diselenggarakan secara berkualitas,  tidak boleh hanya asal bertahan karena yang kita dampingi adalah orang-orang muda generasi penerus bangsa. Jika pendidikan yang kita berikan tidak berkualitas maka masyarakat yang akan datang juga akan menjadi  masyarakat yang kurang berkualitas. Singkat kata, pendidikan yang dikelola oleh Bruder FIC, melalui Yayasan Pangudi Luhur, bukan hanya ingin untuk tetap eksis, melainkan eksis dan berkualitas tinggi.

Tantangan besar yang dihadapi oleh sekolah swasta saat ini, termasuk Sekolah Pangudi Luhur antara lain :

  1. Sekolah Negeri gratis : Kebijakan pemerintah tentang sekolah negeri yang tidak ditarik uang sekolah ini mempengaruhi masyarakat di daerah pedesaan dan kelompok masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi. Pertimbangan utama  masyarakat dari kelompok ini dalam memilih sekolah untuk anak-anak adalah soal biaya pendidikan.  Makin murah makin dipilih. Sedangkan soal kualitas pendidikan menjadi pertimbangan berikutnya. Lain halnya dengan masyarakat kota, lebih-lebih yang mampu secara ekonomi dan masyarakat terpelajar, mereka memilih sekolah untuk anak-anak mereka  pertama-tama mendasarkan pada mutu sekolah. Soal biaya itu menjadi pertimbangan kemudian.  Mereka memilih sekolah bukan berdasar status negeri atau swasta, melainkan pada kualitas pendidikannya. Tidak ada yang salah dengan cara berpikir dua kelompok masyarakat di atas. Semua sah-sah saja, karena setiap orang bebas memilih sekolah sesuai dengan situasi dan logika berpikir masing-masing. Dampak dari kebijakan pemerintah tentang “sekolah gratis” ini (meskipun kenyataannya tetap ada biaya yang harus dibayar oleh orang tua siswa) sangat terasa di sekolah swasta pedesaan.  Jumlah murid di sekolah swasta pedesaan, termasuk Pangudi Luhur, menurun cukup tajam. Sedangkan yang di kota-kota besar jumlah murid  Pangudi Luhur boleh dikatakan stabil, tidak ada penurunan yang signifikan.
  1. Sistem zonasi : Kebijakan lain yang merugikan sekolah swasta adalah sistem zonasi dalam pendaftaran murid baru. Pendaftaran on-line dalam sistem zonasi hanya berlaku untuk sekolah negeri. Anak bisa mendaftarkan diri secara on-line pada beberapa sekolah negeri. Sebagai contoh di kota Solo anak bisa mendaftarkan di sekolah negeri dengan pilihan sampai empat sekolah. Banyak siswa mendaftarkan diri ke sekolah negeri demi rasa aman karena telah mendapatkan sekolah. Setelah pengumuman ternyata banyak sekolah negeri yang masih kekurangan murid, maka dibukalah pendaftaran gelombang dua. Sementara itu banyak siswa yang sudah telanjur diterima dan membayar di sekolah swasta. Terjadilah akhirnya tarik-menarik calon siswa antara sekolah negeri dan swasta. Bagi mereka yang memilih biaya murah maka pendaftaran yang di swasta dicabut. Akibatnya sekolah swasta yang sudah menutup proses pendaftaran menjadi berkurang muridnya karena ada beberapa murid yang tiba-tiba pindah ke sekolah negeri.
  2. Pembatasan jumlah siswa per kelas (rombongan belajar): Tahun ini sekolah-sekolah swasta mendapat kesulitan dengan adanya pembatasan jumlah siswa per rombongan belajar. Untuk tingkat SD dibatasi 28, untuk SMP 32, dan untuk SMA 36 siswa per kelas/rombongan belajar. Sekolah-sekolah  Pangudi Luhur di tahun-tahun sebelumnya banyak yang memiliki kelas-kelas besar, dengan jumlah murid per kelas berkisar antara 35-45  untuk tingkat SD sampai SMA. Akibat dari kebijakan ini  sekolah swasta yang mempunyai siswa melebihi jumlah yang ditentukan  akan mengalami kesulitan karena harus memecah kelas menjadi kelas-kelas kecil atau memindahkan kelebihan siswa ke sekolah lain. Jika harus memecah kelas menjadi lebih kecil konsekuensinya kita harus menyediakan banyak ruang kelas baru.  Tanpa menambah ruang kelas baru, maka kita tidak lagi bisa menerima jumlah murid sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
  3. Keterbatasan sumber dana: Sekolah swasta pada umumnya menggantungkan sumber dana dari pemasukan yang diperoleh dari murid, berbentuk uang masuk, uang pengembangan pendidikan, atau pun uang sekolah yang ditarik bulanan. Semakin banyak jumlah murid juga semakin banyak pendapatan yang diterima. Mengingat keterbatasan sumber dana yang dimiliki oleh sekolah swasta, maka sering kali fasilitas dan infrastuktur sekolah swasta menjadi terabaikan. Sementara itu  pemerintah makin memperhatikan fasilitas pendidikan di sekolah negeri, sehingga banyak sekolah swasta yang makin ketinggalan zaman. Jika fasilitas sekolah tidak lagi memenuhi harapan masyarakat  dan kemajuan teknologi maka itu semua akan mempengaruhi kualitas dan daya tarik sekolah. Akhirnya sekolah macam itu akan ditinggalkan oleh masyarakat.

 

Upaya menjaga eksistensi sekolah swasta

Menyikapi  tantangan  yang begitu banyak seperti disebut di atas, sekolah swasta harus  memiliki strategi-strategi  yang  mampu membuat masyarakat percaya dan tetap memilih sekolah swasta  bagi pendidikan anak-anak mereka. Di bawah ini kami sajikan beberapa strategi yang dilakukan oleh Yayasan Pangudi Luhur agar  tetap digemari masyarakat :

  1. Menjaga kualitas pendidikan dalam segala aspeknya. Masyarakat Indonesia semakin maju, semakin sadar  akan pentingya pendidikan, semakin maju juga secara ekonomi.  Masyarakat yang maju  akan memilih tempat pendidikan bagi anak  bukan berdasar pada status sekolah, negeri atau swasta, juga bukan berdasar pada harga yang murah, melainkan lebih mendasarkan pada kualitas pendidikan. Jika sekolah diyakini memberi pendidikan yang berkualitas, sesuai dengan yang  dia harapkan, maka di manapun tempatnya dan berapapun biayanya akan tetap dicari. Kualitas pendidikan yang diupayakan oleh Yayasan Pangudi Luhur  meliputi semua aspek: kualitas dalam sistem pembelajaran,  juga dalam  pelayanan,  kedisiplinan,  kebersihan, ketertiban, kesopan-santunan, dan lain-lain. Untuk menjaga kualitas pendidikan, Yayasan Pangudi Luhur giat mengadakan supervisi dan pembinaan pendidikan. Kita ingin agar semua lulusan Pangudi Luhur menjadi orang yang pintar dan berbudi luhur sekaligus.
  2. Memiliki program-program unggulan atau program pendidikan yang sesuai dengan harapan konsumen. Di kota-kota besar, masyarakat sangat mengharapkan anak-anak mereka bisa berbahasa Inggris dan Mandarin.  Lain halnya dengan sekolah di pedesaan, di mana masyarakat mengharapkan sekolah ada kegiatan cinta budaya lokal  misalnya: gamelan, tari tradisional, dan sebagainya. Sekolah Pangudi Luhur berusaha mendengarkan harapan masyarakat setempat dan kemudian memenuhinya. Harapan masyarakat biasanya disampaikan dalam pertemuan dengan Komite Sekolah atau pertemuan orang tua murid.
  3. Memenuhi fasilitas pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan harapan konsumen. Proses pembelajaran dengan menggunakan jaringan internet, fasilitas komputer, ruang-ruang kelas yang nyaman, kelengkapan laboratorium dan perpustakaan, adalah contoh fasilitas yang sangat diharapkan oleh masyarakat modern. Maka sejauh mungkin Yayasan Pangudi Luhur mengusahakan agar semua fasilitas yang diperlukan demi meningkatkan kualitas pendidikan memang dipenuhi.
  4. Menyediakan fasilitas antar jemput dan asrama untuk siswa. Telah kami nyatakan  pada butir 1 di atas, bahwa sekolah yang berkualitas akan dicari orang, di manapun tempatnya dan berapa pun biayanya.  Peminat sekolah Pangudi Luhur ternyata tidak hanya dari daerah sekitar sekolah, melainkan dari daerah yang jauh bahkan sangat jauh dari sekolah yang dituju. Banyak di antara mereka yang membutuhkan fasilitas antar jemput atau asrama  agar bisa  aman dan nyaman  menikmati pendidikan di sekolah yang dituju. Beberapa sekolah Pangudi Luhur mendapat murid yang cukup jumlahnya setelah menyediakan fasilitas antar-jemput dan/atau  asrama.
  5. Membangun jaringan dengan sekolah  atau  lembaga pendukung lainnya. Pada zaman modern seperti sekarang ini kemajuan dalam bidang apa pun memerlukan kerja sama dengan banyak pihak. Jika kita ingin  agar sekolah Pangudi Luhur tetap  maju dan berkembang maka strategi yang tidak boleh dilupakan adalah membangun jaringan kerja sama yang baik dengan banyak pihak, terutama dengan “stake-holders” (para pemegang kepentingan).  Menurut pengalaman kami ada banyak “orang baik” di mana-mana.  Mereka dengan senang hati membantu kita untuk memajukan pendidikan.  Dalam hal ini yang penting pihak sekolah harus aktif dan  kreatif menemukan orang-orang  yang sekiranya bisa membantu pengembangan sekolah kita. Kerja sama harus kita lakukan juga dengan pihak pemerintah maupun pihak-pihak lain yang  relevan demi memajukan pendidikan kita.
  6. Mau belajar terus-menerus dengan berbagai cara, misalnya dengan studi banding ke sekolah yang lebih maju, ikut seminar dan lokakarya tentang upaya memajukan pendidikan, diskusi internal untuk setiap kali mengevaluasi kinerja kita, dan sebagainya. Bukan hanya Pengurus Yayasan dan Kepala Sekolah yang harus terus belajar, melainkan juga semua guru dan tenaga kependidikan, agar kita bersama memiliki visi dan misi yang sejalan tentang upaya menjaga eksistensi sekolah.

 

Penutup

Tantangan pendidikan bisa berbeda dan berubah dari waktu ke waktu, tetapi kita harus selalu siap mengantisipasinya. Pendidikan Pangudi Luhur memiliki visi dan misi yang jelas, yakni berpartisipasi untuk mencerdaskan bangsa. Kita ingin turut serta membangun masyarakat Indonesia yang  adil, makmur, dan sejahtera seperti dicita-citakan oleh Undang-undang Dasar 1945. Oleh sebab itu kita tidak pernah boleh menyerah pada  kesulitan dan tantangan. Kita harus terus berupaya agar sekolah-sekolah Pangudi Luhur tetap eksis dan sekaligus berkualitas, bukan untuk kejayaan kita sendiri, melainkan untuk kejayaan bangsa dan negara Republik Indonesia tercinta.

*) Kepala Yayasan Pangudi Luhur Pusat 2019-2024

Share Now: