Yayasan Pangudi Luhur

Menyelenggarakan pendidikan manusia seutuhnya, agar menjadi cerdas secara intelektual, emosional, sosial dan spiritual.

PENGURUS YAYASAN PANGUDI LUHUR

Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmatNya karena Yayasan Pangudi Luhur turut ambil bagian dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Penerbitan website ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang Yayasan Pangudi Luhur pada umumnya, sehingga masyarakat dapat memperoleh kesempatan untuk memiliki dan memberikan akses informasi tentang Yayasan Pangudi Luhur.

Disamping sebagai informasi website ini merupakan realisasi, visi misi, strategi, dan program kerja Yayasan Pangudi Luhur untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran,  kuantitas sarana/prasarana dan mengupayakan terus-menerus terlaksananya sistem manajemen yang efektif, efisien, kredibel, akuntabel, dan transparan agar setiap orang langsung atau tidak langsung melibatkan diri dalam merealisasikan program-program tersebut. Kami yakin dan percaya bahwa hanya dengan pelayanan yang mengedapankan kualitas, akuntabilitas, dan kredibilitas maka sasaran akan tercapai.

Semoga website ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Terima kasih.

MENGAPA KAMI

Membangun Generasi Muda Berkualitas

Berkualitas

Menjadi kader bangsa yang berkualitas, memiliki semangat nasionalisme dan menjunjung Negara Kesatuan Republik Indonesia

Akuntabilitas

Membentuk karakter kaum muda yang memiliki keunggulan iman, kepribadian, akademis, keterampilan hidup

Kredibilitas

Membentuk jiwa yang memiliki kepekaan sosial dan jiwa bersolidaritas

SEKOLAH DIBAWAH NAUNGAN YAYASAN PANGUDI LUHUR

82 Sekolah & Asrama

Ada 82 sekolah & asrama yang dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur. Sekolah-sekolah tersebut tersebar diberbagai kota dan daerah di Indonesia : Semarang, Salatiga, Ambarawa, Muntilan, Klaten, Surakarta, Wonogiri, Pemalang, Yogyakarta, Boro – Kulon Progo, Jakarta, Kota Bekasi, Sukaraja – Sumatera Selatan, dan Ketapang – Kalimantan Barat.

15

TK

23

SD

24

SMP

9

SMA

3

SMK

7

ASRAMA

BERITA & KEGIATAN

Berita Terbaru Yayasan Pangudi Luhur

Konsisten Terhadap Cita-Cita

Pertanyaan yang jamak dilontarkan oleh orang dewasa kepada anak kecil,” kalausudah besar mau jadi apa ?”Seiring berjalannya waktu, jawabannya pada umumnya berubah,namun tidak sedikit pula yang ajeg. Demikian pula yang dialami oleh Prakoco Ari Purwoko(35 th) yang dilahirkan dari keluarga sederhana, sejak duduk di bangku SMP sudah punyacita-cita yang konsisten ia pegang.“Memang, awalnya saya punya hobi bermain voli, sampai-sampai saya rela berlatihdi belakang stasiun Poncol Semarang yang notabene terhitung lumayan jauh jaraknya dari rumah orangtua di Kedung Pane,” tutur pria berbintang Libra ini.Menyadari sebagai atlit tidak bisa menjamin masa depan, kendati klub-nya pernah mewakiliSemarang dalam kejurda voli di Kalibiru, Kulon Progo, DIY, maka Prakoco, memantapkan pilihan hidupnya sebagai prajurit Angkatan Darat. “Selepas SMA, saya segera mencari informasi tentang persyaratan pendaftaran dan persiapan apa saja yang diperlukan untuk bisa masuk Secaba di Magelang. Beruntung dari sisi kesempatan fisik, saya sudah terlatih, karena olah raga ibaratnya adalah makanan saya sehari-hari,” tukas alumnus SMP PL Santo YusupSemarang tahun 2002 ini. Pria bungsu buah kasih dari pasangan Suramto dan Jumiati ini juga tidak bisa melupakan jasa para guru yang sudah mendidiknya. “Saat di SMP terus terang saya bukanlah siswa yang alim, karena kenakalan-kenakalan yang pernah saya lakukan, antara lain memakai joki pengamen saat ada undangan untuk orangtua guna mempertanggungjawabkan perbuatan saya,” kenang ayah dari Zhefanya Armi Eklecia dan Zion Armi Eklecia, serta suami dari Pemi Tandilimbong yang juga seorang Polwan dan sekarang keduanya berdinas di tanah Papua. (Har)

Jadi Diri Sendiri Saja

“Tidak ikut-ikutan orang lain, jadi diri sendiri saja” itulah semboyan Bu AgnesYessy Parma Dewi. Kepala TK PL Sugiapranoto Klaten ini ingin menjadi diri sendiridalam segala hal. Apa yang ada dalam diri sendiri harus dikembangkan se maksimaldan seoptimal mungkin.

Ibu kelahiran Klaten 29 November 1982 dan hobi menyanyi (seluruh keluarganya suka menyanyi) merasa tertantang saat-saat pandemi yang manasemua kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring. Namun, istri Cornelius Tri Prasetyo Adi ini, tidak kehabisan akal, melalui aplikasi Google Classroom, Zoom Meeting, juga sesekali menyediakan luring bagi orang tua yang mau ambil tugas untuk putra-putrinya.

Namun semua tidak semudah harapan. Sinyal yang kadang hilang agak mengganggu ketika mengadakan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Bu Yesy mulai bergabung dengan YPL tahun 2006 diawali dengan mengajar di TK Valentinus Solo. Ia bertekad semakin meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memberikan pembelajaran yang bermutu, up to date dan yang penting dapat diterima oleh masyarakat. Bunda dari Marcellino Lintang Parma Adi, Agatha Kirana Bulan Parma Adi dan Lucia Pesona Dini Parma Adi ini memiliki pengalaman berkesan ketika mewakili kecamatan Klaten Utara pada Lomba Kepala Sekolah Berprestasi dan Lomba Sekolah Sehat tingkat kabupaten Klaten, puji Tuhan semuanya mendapat juara 2.

Memang semuanya tak ada yang instan atau pun cepat. Harus ada proses menujukemenangan dan kita harus menghargai proses itu. (Retnowi)

Hidup adalah Pelajaran Rendah Hati

Hidup adalah pelajaran tentang kerendahan hati, selalu terbuka danmau belajar hal baru.

Semboyan hidup di atas memang panjang, maknanya luarbiasa, tapi mungkin sulit untuk dilaksanakan. Namun bagi Bu Sisil, lengkapnyaCicilia Desi Widyawati, semboyannya itu menjadi cambukan bagi dirinyauntuk selalu maju dan meningkatkan diri dalam bekerja. Ini dibuktikan Bu Sisil. Ibu kelahiran Gunungkidul 24 April 1983 ini memulai mengajar di SMK Pangudi Luhur Leonardo pada 2007. Pada awal penempatan, Bu Sisil belajar banyak hal baru, tahun 2015 ia dimutasi ke sekolah PL tetangganya, tepatnya di SMP PL Klaten dan mengajar IPA.Sama dengan sekolah-sekolah lain, PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dilakukan secara online. Pada awalnya menggunakan Google Classroom, namun setelah memilih Domain Microsoft, menggunakan Microsoft Teams. Tentu ada kendala yakni respons anak ada yang mengalami kejenuhan, sehingga guru tertantang untuk selalu memotivasi anak. Kalau mutu pendidikan di sekolah tetap terjaga, guru terbuka dengan hal baru, mau meng-upgrade ilmu, sekolah akanberkembang menjadi sekolah pada zamannya. Ibu yang tinggal di Setran, Gergunung Klaten Utara, ini sangat aktif.

Ia pun menyukai hal-hal baru dan selalu meng-upgrade ilmu.Tahun 2020 Bu Sisil mengikuti TOT guru inovatif yang membuatnya bergabung dalam trainer YPL untuk pembelajaran Microsoft. Kesibukannya meningkat, yakni melakukan pendampingan mengembangkan LMS (Learning Managemen System) untuk SD PL Klaten dan SD PL Yogyakarta. Bu Sisil yang sudah memiliki 33 sertifikat pelatihan ini juga kerap menjadi narasumber dalam pelatihan. Baru-baru ini ia terpilih sebagai Guru Penggerak 2021 yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Saat ini Bu Sisil juga dipercaya mengurusi keuangan, Trainer IT, Microsoft, Google, mengurusi website sekolah dan Youtube Sekolah.

Kegiatan lainnya sebagai Wakil Kepala Sekolah Sarana Prasarana, Keuangan dan Teknik, Koordinator pelatih CT (Computational Thinking) yang bekerja sama dengan Universitas Sanata Dharma UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana), dan Google.Untuk mengimbangi kesibukannya di sekolah, ia tetap menjalankan hobi memasak dan travelling. Semoga selalu sukses dalam menjalankan tugas dan sehat selalu Bu Sisil. (Retnowi)

Hiduplah Seakan ni Hari Terakhir

Hiduplah seakan ini adalah hari terakhir. Itulah semboyan Yosefin Rofi Budiarti. Ibu yang memiliki senyum manis ini mengungkapkan, semua yang terjadi pada hari ini, hari sebelumnya dan hari selanjutnya adalah pemberian Tuhan yang harus diterima dengan rasa syukur, dihargai dan dipergunakan dengan penuh tanggung jawab. Namun Bu Rofi mengingatkan kita, jika kita sehat, tahu, dan yakin bahwa hari ini adalah hari terakhir kita, maka kita akan menjadikan hari ini adalah hari yang terbaik. Selalu melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat untuk orang lain. Sebuah renungan yang menarik dan masuk dalam jiwa.

Dalam tugas kesehariannya sebagai tenaga administrasi di SMK PL Leonardo Klaten, Ibu dari 3 putra (Bagus, Jovita, dan Bagas) ini mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya antara lain tugas khusus kepegawaian dan surat-menyurat yang identik dengan kenaikan pangkat atau kenaikan berkala para guru. Istri dari Yohanes Purwo Suseno ini selalu mengingatkan guru mengenai Permohonan Kenaikan Pangkat, kenaikan gaji berkala, restitusi dan laporan sekolah yang rutin dikerjakannya.

Dalam bidang kesiswaan, dengan senyum ramahnya, Bu Rofi yang kelahiran Klaten 1980 dan berhobi memasak, menyanyi dan mendengarkan musikini, siap melayani legalisir dan surat-menyurat. Guru dan karyawan yang seharusnya mengajukan kenaikan pangkat namun lupa, selalu diingatkan ibu yang tinggal di Bendosari RT 14, RW 04, Trucuk, Klaten, ini. Bahkan kadang ia membuatkan suratnya, ini tentu sangat membantu guru. Ucapan terima kasih dan syukur tentu menjadi ucapan yang indah untuknya.

Ibu yang bergabung dengan YPL 2009 ini merasakan di sekolah setiap hari adasenyum, salam, dan sapa dari Bruder, para guru, karyawan dan siswa. “Kebiasaanitu membuat hubungan kekeluargaan makin dekat,” kata Bu Rofi menutup perbincangan siang itu. (Retnowi)

Senang Bila Membuat Orang Lain Bahagia

Bagi warga pecinta radio dan pertunjukan di Surakarta nama Titus Yanto Martono tentu sudah tidak asing lagi. Suaranya dikenal sangat khas, tandas dan detail, intonasi sangat jelas dengan nada ngebass-nya menjadi banyak pemirsa titen (tahu) siapa yang sedang berbicara di depan mike ini. Sejak lulus SMA sampai sekarang dunia penyiar masih ditekuni meski sudah beberapa kali pindah stasiun radio. Pria kelahiran Surakarta 3 Maret 1965 ini dikenal dengannama Ricky saat di PTPN FM, Yanto Martono ketika di Solopos FM dan Titus Yanto sewaktu di Metta FM. Ia adalah alumnus SMP Pangudi Luhur (PL) Bintang Laut dan SMA PL Santo Yosef Solo. Sebuah kebanggaan bagi warga PL karena mempunyai alumni yang legend dalam bidang penyiaran. Di lingkungan YPL, beberapa kali ia diminta membawa acara dalam kegiatan reuni, pesta sekolah maupun mengisi suara (voice over) di company profile almamaternya. Sudah 34 tahun lebih berprofesi sebagai penyiar namun Titus tidak merasa jenuh malah semakin mencintainya.

Stasiun radionya sekarang adalah Metta FM di Kestalan Surakarta. Ini sebuah radio bernapaskan Kristiani dan bervisi radio keluarga yang mampu menjadi penyatu dan perekat kedamaian hati dan cinta dalam keluarga yangharmonis. Sedangkan ciri yang melekat pada pria yang beralamat di jalan Mahesosuro V/03 Rt 04 Rw 06 Reksoniten Solo ini yakni memiliki banyak rekan dalam bekerja. Hal itu tidak lepas dari semboyan hidupnya “senang kalau bisa membuat orang lain bahagia”.Titus yang berhobi mendengarkan musik ini berkesan sebagai orang Kristiani dalam aktivitas penyiarannya. “Selama menjadi penyiar Kristiani, saya selalu bisa diterima dengan baik disetiap tempat alam situasi apapun,” ucap bapak dari dua anak (cowok dan cewek) ini.Ia merasa senang saat sekolah di PL yang terkenal dengan kedisiplinannya.

Bagi dia, guru-guru seperti orang tua sendiri dalam cara membina, mendampingi dan mendidiknya. “Mereka mampu menjadikan anak didiknya mandiri dan berpikir dewasa dan penuh tanggung jawab,” pungkasnya. (Hans)

Nyambut gawe sing kepenak ning ora sakepenake

Perawakannya tinggi besar dan terlihat segar. Itu semua berkat hobiolahraganya, terutama fitness. Itulah sosok Blasius Paryana. Berkarya di PangudiLuhur, diawali 1 Juli 1968 dengan mengajar di SD PL Timotius Surakarta hingga2005. Tahun 2005-2013 di SD PL Valentinus di kota yang sama. Kembali lagi ke SDPL Timotius sampai 2016. Lalu 2016 sampai sekarang mengajar di SD PL Sugiyopranoto, Klaten. Maka, perjalanan jauh dari rumahnya di Solo menuju tempat karyadi Klaten sudah lima tahun ini dijalaninya. Bagi bapak kelahiran Kulonprogo, 14 Juni 1968, dan bertempat tinggal di Griya Tiara Ardi, Mojosongo, Solo ini, kepindahan ke unit lain bertujuan untuk mengembangkan diri dalam berkarya. Jadi bukan sebagai hukuman. Suami Crecentia Tri Utami ini merasa banyak sahabat dan saudara setelah menjalani tempat kerjabaru.

“Saya lebih bermanfaat bagi banyak orang,” kata Bapak Margaretha Driya Jana Utama dan Verens Nala Jana Utami ini. Menjadi guru senior tentu banyak pengalaman, apalagi mengajar anak-anak SD kelas kecil yang masih polos. Dalam hal ini Pak Paryana mempunyai pengalaman unik, ketika pelajaran olahraga yang mewajibkan anak membawa ganti dari rumah. Setelah olah raga anak-anak banyak yang menangis, setelah ditanya ternyata mereka banyak yang tidak tahu cara ganti. Di rumah tidak diajari cara ganti baju.

Dengan kebapakan, Pak Paryana mengajari dan membuat mereka mandiri. Begitu juga saat-saat pandemi dan harus PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), pemilik semboyan hidup ‘Nyambut gawesing kepenak tapi ora sak kepenake’ (bekerja yang enak tapi jangan seenaknya) ini melakukan video call dengan para muridnya tujuannya untuk menyapa dan menjelaskan materi, tentu kenyataan tidak semulus rencana dan harapan. Kendala kuota dan sinyal sering membuat PJJ agak terganggu. Agar mutu pendidikan di sekolah tetap terjaga, Pak Paryana berusaha mengembangkan segala aspek yang dimiliki anak didik dengan olahraga, olahrasa, olah pikir dan olah iman. Walaupun sampai rumah sudah menjelang malam,Pak Paryana masih menyempatkan aktif di lingkungan sebagai pengurus paguyuban bapak-bapak serta sebagai pamong wilayah di wilayah Matias Kedungtungkul, Purbowardayan, Solo. (Retnowi)

Anak-Anak adalah Sumber Daya Dunia

Meski kecil perawakannya namun lincah dalam bekerja. Itulah AgustinusWawan Agung Nugroho, S.I.Kom. , kelahiran Surakarta 14 Agustus 1981, guru Teknologi Informasi dan pembina ekstra Jimbe SD PL Santo Valentinus Surakarta.Jabatan Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana Prasarana pernah diembannyaselama dua periode. Ini menunjukkan, alumnus FISIP Universitas Negeri SebelasMaret (UNS) ini sosok yang berkualitas, berintegritas, lincah, dan bertanggungjawab. Beberapa kali ia diutus mengikuti pelatihan guna memantapkan kinerja. Hal itu sejalan dengan semboyan hidupnya, “Jika benar-benar menginginkan sesuatu,lambat laun kamu pasti akan segera menemukan caranya.” Meski sibuk dan banyak tugas, hobi kuliner dan jalan-jalan bersama keluarga selalu diluangkan waktunya. Bersama istrinya, Fransiska Indrastuti yang alumnus SMA PL Santo Yosef dan kedua anaknya Elisabeth Annora Putri Nugroho dan Dionisius Aaron Putro Nugroho, ia selalu memaksimalkan intensitas pertemuan. Saat ini mereka tinggal di Jalan Kali Kampar III, RT 01 RW 13, Jagalan, Jebres, Surakarta. Selama bekerja di YPL, banyak suka-duka dialaminya. Sukanya, banyak saudara dan mempunyai anak didik yang sudah seperti anak sendiri. Dukanya, bila ada anak didik yang putus sekolah dan tidak bisa melanjutkan ke jejang selanjutnya.

“Saya selalu berharap, anak-anak adalah sumber daya dunia yang paling bernilai dan mereka harapan terbaik untuk masa depan bangsa,” ucapnya. Kesan selama bekerja di YPL ? “Menyenangkan dan ilmu saya selalu bertambah. Bekerja di PL terutama SD, kitadilatih selalu sabar menghadapi anak didik terutama kelas 1,” katanya. Pesannya, semoga ke depannya YPL selalu jaya dan terus melaksanakan visinya sebagai lembaga pendidikankaum muda , yang unggul dan holistik, berlandaskan ideologi Pancasila, nilai-nilai Kristiani dan spiritulitas Allah adalah kasih. Usulan pribadi, “Semoga ada banyak pelatihan bagi guru-guru SD yang melaksanakan pembelajaran di masa pandemi ini agar mereka bisa tetap maksimal menjalankan tugasnya walaupun pada masa pandemi,” pungkas alumnus lulusan SD dan SMA Pangudi Luhur ini. (hans)

Buatlah Hidupmu Menjadi Berarti

Buatlah hidupmu menjadi berarti. Dengan semboyan itu segala bakat dan talenta kitadapat menjadi berkat bagi orang lain. Demikian pandangan dan motto hidup Bruder YuttinutTri Haryadi, FIC. Bruder Tri, begitu sapaan akrabnya, per 1 Oktober 2018 bertugas sebagaiKepala Sekolah di SMP PL Bintang Laut sekaligus memimpin Vayasan Pangudi Luhur (VPL) Perwakilan Surakarta. Saat ini Bruder kelahiran Sleman, 11 Juni 1973, ini disibukkan dengan pembangunan gedung baru berlantai 4 di sekolahnya. Bangunan ini sudah hampir selesai. Sejak kecil ia menyukai bidang teknik dan bangunan. Di SD kelas 4, ia bisa membuat lampu berputar di roda sepeda dan membuat rumah di pohon dengan bahan bekas. Saat di SMA, ia mengambil jurusan Fisika, dan kemauannya yang tinggi, Bruder Tri dapat mendesain gambar rumah dan mengerjakan instalasi listrik. Pengalaman kecil dan remajanya dijalaninya dengan penuh syukur sehingga ketika dewasa sudah terbiasa bekerja, bertanggung jawab, suka membantu orang tua.

Pesan yang selalu diingat dari ayahnya,”Nek iso yo ditandhangi dhewe” (Seandainya bisa, kerjakan sendiri). Selepas SMA, sebelum menjadi Bruder, ia pernah bekerja di Batam selama dua tahun.Setelah kembali ke Kalasan Bruder Tri menghidupkan mudika dan kegiatan lainnya. Perjalanan kebruderannya dimulai lainnya dengan masuk Postulat (1996), Novis 1 di Muntilan (1997), Novis 2 di Solo (1998), Bruder Muda (1999), di Tanjung Kalimantan Barat dua tahun dan kaul kekal (2005).Bruder lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Fisika tahun 2008 ini boleh dikata telah ‘menjelajah’ dalam berkarya di PL antara lain : di SMP PL Tanjung, Kalimantan Barat sebagai pendamping asrama, Kepala Asrama di SD-SMP PL Ambarawa, Kepala Asrama (2008 -2010) dan menjadi guru Fisika SMA PL Van Lith (2010-2015), Kepala UnitProduksi Kayu di SMK PL Muntilan dan mulai 2018 menjadi Kepala Sekolah SMP PL Bintang Laut.

Gebrakan ide yang dicetuskan Bruder Tri di SMP PLBintangLaut adalah membawa para guru, seluruh karyawan dan peserta mewujudkan secara bersama-sama 7 pilar: Integrity, Faith, Knowledge, Attitude, Pray, Action, dan Skill. Penerapan 7 pilar ini menjadi dasar dalam pembentukan karakter baik guru dan karyawan juga peserta didik. Harapannya, mereka dapat berkembang di semua aspek. Untuk para guru dapat menerapkan cara mengajar yang kreatif dan berinovasi.(Net)